NEWS:

  • FEB Unmul dan Pupuk Kaltim Dorong UMKM Terapkan Green Business: Membangun Ekonomi Hijau dari Bontang
  • Wujud Nyata Sinergi Keselamatan: Sosialisasi dan Ramp Check Kendaraan Angkutan Barang di Pelabuhan Semayang Balikpapan
  • Dorong Percepatan Bauran Energi Terbarukan di Kaltim, Mitra Hijau Hadirkan Pakar Bahas Pengembangan Biomassa
  • Jasa Raharja Hadirkan Mobil Unit Keselamatan Lalu Lintas (MUKL) di Dies Natalies ITK yang Ke-10
  • Merajut Ukhuwah, KJS Kaltim dan Fokus Hadirkan Ustadz Kondang Das’ad Latif di Samarinda

TAIPEI- Taipei mengatakan akan menyelidiki apakah perusahaan Taiwan yang membantu Huawei membangun pabrik semikonduktor melanggar sanksi AS terhadap raksasa teknologi Tiongkok.

Huawei, pemimpin dalam peralatan telekomunikasi 5G, telah menjadi pusat persaingan AS-Tiongkok yang semakin intensif dalam memperebutkan teknologi canggih dalam beberapa tahun terakhir.

Huawei telah menjadi pusat persaingan teknologi yang intens antara Tiongkok dan Amerika Serikat.

Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya telah membatasi aksesnya ke pasar-pasar utama dan teknologi canggih – termasuk pembuatan chip – karena khawatir produk-produknya dapat memungkinkan Tiongkok untuk memata-matai jaringan mereka.

Menteri Urusan Ekonomi Taiwan Wang Mei-hua pada Rabu (4 Oktober) setuju - saat diinterogasi oleh anggota parlemen - untuk meluncurkan penyelidikan terhadap empat perusahaan teknologi yang berkolaborasi dengan Huawei di pabrik chip.

Keempat perusahaan Taiwan tersebut membantu Huawei mengembangkan “jaringan pabrik chip yang tidak terdeteksi radar” di Tiongkok, Bloomberg melaporkan minggu ini.

Perusahaan-perusahaan tersebut diidentifikasi oleh Bloomberg sebagai Topco Scientific, L&K Engineering, United Integrated Services dan Cica-Huntek Chemical Technology Taiwan.

Taiwan – yang diklaim Tiongkok sebagai wilayahnya – adalah pusat desain dan produksi semikonduktor, yang merupakan sumber kehidupan perekonomian global modern.

Warta Kaltim @2023-Jul

Berita Lainnya...

WARTA TERKAIT

WARTA UPDATE

« »