Samarinda- Pemetaan Pola Kesehatan Masyarakat di Ibukota Negara Nusantara nantinya Perlu Adanya Standarisasi Kesehatan Masyarakat. Sehingga Masalah Kesehatan Masyarakat Sepeti Penyakit Menular maupun Tidak Menular Bisa Di Antisipasi. Hal ini disampaikan Dalam Wawancara Khusus di Hotel Harris Samarinda, Sebagaimana di jelaskan Siswanto, M.Kes Ketua Departemen Epidemologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman Menjelaskan Dalam ketika mewakili Koalisi Kependudukan Indonesia Provinsi Kalimantan Timur (KKI Kaltim) dalam Kegiatan Workshop Studi Kasus dan Pembelajaran Baik Stunting di Provinsi Kalimantan Timur yang digelar Perwakilan BKKBN Kaltim, Senin 19 September 2022
“jadi permasalahan adalah di daerah PPU sendiri itu ada beberapa penyakit endemis, Salah satunya adalah malaria (Anopheles ). Di sini yang menjadi permasalahan adalah kita yang mendatangi tempat tinggalnya nyamuk Malaria tersebut pekerjaan dari IKN adalah di hutan. Nah ini yang jadi permasalahan yang perlu dicermati” Papar Siswanto
“Menariknya suku asli tinggal disana tidak ada kena penyakit malaria tapi yang banyak adalah pendatang yang kena malaria. Berdasarkan penelitian yang pernah kami lakukan itu banyak dari pendatang yang kerja di perusahaan kelapa sawit ini yang banyak kena malaria dibanding orang asli seperti suku Dayak dan itu bukan hanya satu atau dua orang yang bebas dari penyakit malaria, tapi memang enggak enggak ada yang kena penyakit malaria karena pola kearifan lokalnya sudah jalan” Tutur Siswanto
“Harapannya setiap para pendatang semestinya dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung ikutilah kearifan lokalnya disitu bukan membawa budaya dari luar seperti yang adat kebiasaan yang di kampung sebelumnya ditempatkan di situ nggak Nggak seperti itu gitu” saran Siswanto
Siswanto Menjelaskan Pemetaan Pola Kesehatan masyarakat di IKN yang nantinya ada Interaksi Antara Pendatang dan Penduduk Lokal
“Arah dari utama dari pembuatan pola kesatu masakannya kita lihat dari Pertama dari segi Pola kesehatan masyarakat adalah perlu dicermati kondisi awal lingkungannya, dan kemudian yang perlu dicermati adalah masalah kependudukan dari masalah kependudukan ada penambahan jumlah penduduk secara spontan untuk Pekerjaan.”
“Di sini tidak bisa dipungkiri bahwa manusia itu kan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara seorang pekerja sendiri dengan pihak luar maupun dengan asli penduduk asli di sini lah yang yang terkadang terjadi Friksi-Friksi yang bisa menimbulkan permasalahan kesehatan masyarakat kedepannya, bukan cuma penularan Penyakit dari pendatang. Maupun dari penduduk asli ke pendatang, Fokusnya di kesehatan masyarakat ada dua penyakit menular dan penyakit tidak menular”
Siswanto Mencontohkan Pandemi Virus COVID 19 yang tadi saya Salah satu dari penyakit menular yang ada yang sudah kita alami pandemi ini gitu kan gara-gara di luar nih gara-gara pendatang sehingga tersebar keseluruhan Indonesia.
“Di IKN kayak sekarang masuknya pekerja itu sudah ada, Perlu Pendeteksian potensi dari penyakit menular ini ada potensi untuk ke bersilangan antara pendatang dan penduduk asli” Papar Siswanto
“Kemudian yang perlu dicermati lagi adalah tentang upaya pelayanan kesehatan artinya Tersediaan Fasilitas Kesehatan yang baik, ini juga yang perlu dicermati karena setiap setiap ada aktivitas, ada kegiatan, ada project perlu dipahami bahwa pasti ada penyakit akibat kerja yang baik itu tentang kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja atau penyakit akibat hubungan kerja nah, jadi itu juga yang perlu dicermati kita perlu melihat upaya-upaya pencegahan seperti apa kesediaanya. ”Ungkap siswanto
“Kemudian dilihat dari perilaku, perilaku kesehatan masyarakat tidak semuanya punya pola hidup bersih dan sehat baik penduduk asli maupun pendatang dari potensi-potensi pun juga ada di situ”
Siswanto Dosen di Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat FKM Unmul dan penulis buku Modul Masalah 100 Solusi Menjelaskan Masalah Kesehatan masyarakat nantinya di IKN yang perencanaan Rendah Biaya (Low Cost), Tinggi Dampak (High Impact) dan Berkelanjutan (Continouse)
“solusinya gimana ya, Kebetulan kami sudah menemukan Modul 1 masalah 100 solusi, modul tersebut mengajak kita untuk menyelesaikan atau mengidentifikasi permasalahan berdasarkan analisis situasi tadi kemudian identifikasi masalah dan kemudian dari identifikasi penyebabnya faktor risikonya faktor pencetusnya juga mengidentifikasi solusi dan itu didapatkan dari 100 walau dalam pelaksanaannya tidak 100 tidak semua kita kerjakan karena dari situ ada nanti akan ada penawaran mau gak membuat perencanaan yang low kost (biaya rendah) kemudian yang high impact (berdampak besar) maupun yang continuous (berkelanjutan) dari situ 5 (lima) yang rekomendasi”
“pertama adalah pemetaan pola Kesehatan Masyarakat, kita polakan yang berisiko tinggi dan tidak berisiko tinggi sehingga tretment kita tidak bisa di pukul rata, ini penduduk asli dan pendatang ini gak bisa juga di pukul rata polanya mereka pasti berbeda.”
“Kedua adalah standarisasi. standarisasi yang perlu kita terapkan adalah standarisasi tentang Pola Hidup Sehat (PHBS) itu sendiri”
“kita beruntung sekali karena dari jadi beragam suku bangsa dan budaya loka itu kearifan lokal yang bisa diangkat dan untuk kita bisa standarkan, jadi itu hal-hal yang sebenarnya menjadi budaya kita yang kalau bagus terapkan lagi”
“ketiga adalah kaderisasi. mengkader tentang pola hidup bersih dan sehat ini Sampai akhirnya terus sampai ke anak cucu bisa diduplikasi.”
“Baru kita lakukan yang namanya sistem kewaspadaan dini ,kemudian yang kita lakukan pemantauan wilayah mudah sekali untuk Monitoring evaluasi nya”
“Kan jadi memang permasalahan yang terjadi tolong dipahami bahwa permasalahan kesehatan masyarakat ini sebenarnya kita adanya di hilir. Kenapa apapun yang berkaitan dengan manusia yang nantinya ujung-ujungnya permasalahan kesehatan, walaupun dampaknya bukan dari kesehatan tetap menjadi permasalahan kesehatan misal ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan bisa berdampak ke permasalahan kesehatan”
“Saran solutifnya Badan Otrita IKN Perlu Membuat standarisasi Bidang Kesehatan Masyarakat, Program dilakukan sebaiknya bukan konfrontatif tetapi lebih persuasif. Selain Itu Perlu ada Satu Pintu Pendataan Kependudukan agar sehingga data lebih Lengkap (Valid) sehingga kebijakan Kesehatan Masyarakat dan dilakukan tepat sasaran. Perlu Raja Persuasif dengan melibatkan RT menjadi sosial kontrol agar permasalahan Kesehatan bisa diantisipasi sejak dini Misalnya Gizi Buruk dan lainnya., serta Masyarakat Perlu di Edukasi Pola Hidup Sehat” tutup Siswanto
Warta Kaltim @2022- Sarif
Kembangkan Wisata Sungai Samarinda, Hetifah Fasilitasi Kegiatan BISA dan Ngabuburit di Kapal Wisata
posted 33 days agoUMKT Miliki Prodi Baru di Bidang Kedokteran, Hetifah: Selamat Mencetak Dokter Berkualitas Untuk Kaltim
posted 39 days agoPenduduk Kaltim Diberi Formasi Khusus CPNS IKN Tahun 2024. Pemerintah Siapkan Formasi untuk 'Fresh Graduate' dan IKN
posted 42 days agoCair 10 Hari Sebelum Idul Fitri. Pemerintah Resmi Umumkan THR dan Gaji ke-13 ASN Cair 100 Persen
posted 42 days agoSatu-satunya Perempuan Dapil Kaltim di DPR RI, Hetifah: Kita Harus Bekerja Lebih Keras
posted 47 days agoMitra Hijau dan AJI Samarinda Gelar Pelatihan Jurnalistik Liputan Mendalam Isu Transisi Energi
posted 49 days agoGerakan Ekonomi Beli Produk UMKM, Gelar Business Matching UMKM dan PHRI Hasilkan Transaksi Potensial Rp 6,3 Miliar
posted 49 days agoPercepat Transisi Energi Berkeadilan, PW Muslimat NU Kaltim Diskusi Dengan The International Climate Initiative (IKI)
posted 50 days agoLangkah Progresif Pusat Kajian IKN dan SDG’s LP2M Unmul, Gelar Rapat Koordinasi Bahas Isu Strategis
posted 52 days agoMahasiswa Fisip Unmul Hadirkan PT. MHU Bahas Pemberdayaan Masyarakat
posted 52 days agoKPU Balikpapan Gelar Rapat Pleno, Ini Prediksi Calon Anggota DPRD Balikpapan Tahun 2024-2029
posted 53 days agoOtorita IKN bersama Kemsetneg Gelar Setneg Mantul Goes To Campus Universitas Mulawarman
posted 66 days ago2,3 Juta Rekrutmen ASN Tahun 2024, Menteri PANRB Lakukan Evaluasi Seleksi CASN 2023
posted 99 days agoKampung di Kaltim Menerima Rp378 Juta dari Program Penurunan Emisi
posted 103 days agoAwal Tahun 2024, Rektor Unmul Tanam Pohon di IKN
posted 103 days agoIlmuwan Mengklaim Piramida Tertua di Dunia di Gunung Padang Indonesia
posted 103 days agoPercepat Transformasi dan Keterpaduan Layanan Digital Nasional, Kemendagri Akselerasi Aktivasi Identitas Kependudukan Digital
posted 104 days agoBeasiswa LPDP 2024 Tahap 1 Pendaftarannya Dibuka Hari Ini!
posted 106 days agoKemenparekraf Kembangkan Ecotourism, Siap Berdayakan Wisata di Sekitar Nusantara
posted 107 days agoSambut IKN, Bunga Bangsa Hadirkan SMA Terintegrasi
posted 107 days agoYusan Triananda Sosialisasikan Fungsi dan Peranan Forum CSR Kaltim Dalam Kolaborasi Pembangunan
posted 144 days agoWujudkan Pentahelix Kesejahteraan Sosial, Dinas Sosial Kaltim Libatkan Forum CSR Gelar Pertemuan CSR Se-Kaltim
posted 149 days agoSebagai Alat Bantu Kebijakan Kependudukan di Daerah, BKKBN Kaltim Sosialisasikan Siperindu
posted 149 days agoPT. MHU Promosikan Coklat IKN Pada Nusantara Agrifest 2023
posted 153 days agoKepala BPSDM Kemendagri Ungkap Tiga Prasyarat Utama Indonesia Emas 2045
posted 153 days agoJokowi Bilang Tingkat Stres Guru Lebih Tinggi daripada Pekerjaan Lain
posted 153 days agoKPK Melakukan OTT 11 Orang di Kaltim, Tetapkan 5 tersangka termasuk Pejabat BBPJN PUPR
posted 154 days agoTingkatkan Kompetensi Lulusan, Prodi Pembangunan Sosial Fisip Unmul Rubah Kurikulum Kearah Berbasis OBE
posted 154 days agoMenumbuhkan Inspirasi UMKM: Forum CSR Kaltim Bahas Minuman Tradisional Herbal, Manisan Jahe dan Pemasarannya
posted 156 days agoTingkatkan Kinerja, Perusda Melati Bhakti Satya Resmi Menjadi Perseroda
posted 158 days agoPNS dengan Kinerja Buruk, Tahun 2024 Bakal Mudah Dipecat!
posted 158 days agoProf. Rahmawati Didik Masyarakat Kawasan IKN Buat Konten Positif
posted 159 days agoIndonesia Terpilih Anggota Dewan Eksekutif UNESCO 2023-2027
posted 162 days agoSetia P Lenggono Plt. Direktur Ketahanan Pangan Otorita IKN : Pertanian di IKN Harus Menjadi Model Terbaik
posted 165 days agoDikira Punah Spesies Mamalia yang Lama Hilang 62 Tahun Ditemukan di Pegunungan Papua
posted 168 days agoBincang- Bincang Dengan Ketua MPR RI Soal IKN Dalam Perfektif UU Otonomi Daerah
posted 170 days agoForum CSR Kaltim Resmi Dikukuhkan, Menjadi Katalisator Kesejahteraan Sosial Luncurkan Aplikasi E-CSR
posted 170 days agoProdi Ilmu Pemerintahan Fisip Unmul Presentasikan Hasil Penelitian Dalam Seminar Nasional Fraksionalisasi Etnis dan Polarisasi Etnis di IKN
posted 171 days agoHasil Riset: Di IKN Etno-Demografinya Relatif Kondusif Walaupun Fraksionalisasi Etnis Tinggi dan Polarisasi Etnis Slighly High
posted 172 days agoLPB PAMA Banua Etam Latih Public Speaking UMKM Kutim
posted 187 days agoWarga Penerima Uang Ganti Kerugian Lahan di IKN Dibekali Kewirausahaan
posted 193 days agoPariwisata Dapat Berdampak Pada Ketahanan Nasional, Guru Besar Unmul Paparkan Strateginya
posted 198 days agoDosen Farmasi Unmul Adakan Penyuluhan Dan Workshop Pembuatan Seduhan Teh Herbal Bunga Telang
posted 200 days agoPj Gubernur Kaltim: Penemuan Gas Baru di Lepas Pantai Kaltim diharapkan Meningkatkan Pendapatan Daerah
posted 205 days agoRUU Nomor 3 Tahun 2023 Tentang Ibu Kota Negara Resmi di Sahkan DPR RI
posted 206 days agoPj Gubernur Kaltim Akmal Malik dilantik Mendagri
posted 207 days agoPj Gubernur Kaltim Dilantik 2 Oktober, Sosok Ini Santer Jadi Kandidat Kuat Gantikan Isran Noor
posted 210 days agoUnmul Dengan Otorita IKN Jalin Kerja Sama Pelatihan Sertifikasi Guru
posted 212 days agoProf. Dr. Rahmawati: Raih Guru Besar, Mengenal Lebih Dekat Kiprahnya
posted 213 days agoOtorita IKN dan Kadata Luncurkan Sabuk Hijau Nusantara
posted 213 days ago